Loading...
world-news

Bentuk interaksi sosial - Interaksi Sosial Materi Sosiologi Kelas 10


Interaksi sosial merupakan inti dari kehidupan bermasyarakat. Tanpa adanya interaksi, manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan sosialnya karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial (homo socius). Interaksi sosial menjadi dasar terbentuknya kelompok, norma, nilai, hingga kebudayaan. Melalui interaksi pula seseorang dapat memahami lingkungannya, membangun kerja sama, bahkan menyelesaikan konflik.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai bentuk interaksi sosial, baik yang bersifat asosiatif maupun disosiatif, disertai contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.


Pengertian Interaksi Sosial

Secara etimologis, kata interaksi berasal dari bahasa Latin inter yang berarti "antara" dan actio yang berarti "tindakan". Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik antarindividu maupun antar kelompok yang saling memengaruhi.

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis, melibatkan individu dengan individu, individu dengan kelompok, ataupun kelompok dengan kelompok. Dengan kata lain, interaksi sosial bukan sekadar pertemuan fisik, tetapi juga mencakup komunikasi, simbol, nilai, serta tindakan yang bermakna.


Ciri-Ciri Interaksi Sosial

Agar suatu hubungan dapat disebut sebagai interaksi sosial, harus memenuhi ciri-ciri tertentu, antara lain:

  1. Melibatkan dua pihak atau lebih
    Interaksi tidak mungkin terjadi jika hanya ada satu pihak. Minimal harus ada dua individu atau kelompok.

  2. Adanya komunikasi
    Komunikasi bisa berupa verbal (ucapan), non-verbal (gestur, mimik wajah), maupun simbolik.

  3. Adanya tujuan
    Setiap interaksi memiliki maksud tertentu, misalnya kerja sama, persaingan, atau sekadar menjaga hubungan sosial.

  4. Adanya timbal balik
    Interaksi terjadi bila ada respon dari pihak lain.


Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial tidak terjadi begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh dua syarat utama:

  1. Kontak Sosial
    Merupakan awal terjadinya hubungan sosial. Kontak bisa bersifat langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media).

  2. Komunikasi
    Proses penyampaian pesan, ide, atau perasaan dari satu pihak ke pihak lain. Jika komunikasi berhasil, maka interaksi akan berlangsung secara efektif.


Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial terbagi menjadi dua bentuk besar, yaitu asosiatif (mengarah pada kerja sama dan integrasi) dan disosiatif (mengarah pada perpecahan atau konflik).

1. Interaksi Sosial Asosiatif

Interaksi ini cenderung bersifat positif karena dapat memperkuat hubungan sosial. Bentuk-bentuknya meliputi:

a. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah usaha bersama untuk mencapai tujuan yang sama.

  • Contoh: Gotong royong membangun pos ronda, tim sepak bola yang berusaha memenangkan pertandingan, atau proyek penelitian bersama.

b. Akomodasi

Akomodasi adalah proses penyesuaian diri untuk mengurangi pertentangan.

  • Bentuk akomodasi:

    • Kompromi: Kedua pihak mengurangi tuntutannya.

    • Mediasi: Menggunakan pihak ketiga yang netral.

    • Arbitrase: Pihak ketiga memberi keputusan yang mengikat.

    • Koersi: Pemaksaan kehendak oleh pihak yang lebih kuat.

c. Asimilasi

Asimilasi terjadi ketika dua kelompok berbeda kebudayaan bertemu dan menghasilkan budaya baru.

  • Contoh: Perkawinan antar suku, makanan fusion seperti sushi roll dengan cita rasa lokal.

d. Akulturasi

Akulturasi adalah proses masuknya unsur budaya asing tanpa menghilangkan budaya asli.

  • Contoh: Penggunaan batik dalam desain busana modern, atau penggunaan aksara Latin dalam bahasa Indonesia tanpa meninggalkan aksara daerah.


2. Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi ini bersifat negatif karena cenderung menimbulkan pertentangan. Namun demikian, peranannya penting karena bisa memunculkan perubahan sosial. Bentuk-bentuknya meliputi:

a. Persaingan (Competition)

Persaingan adalah usaha dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.

  • Contoh: Persaingan antar perusahaan dalam dunia bisnis, persaingan politik saat pemilu.

b. Kontravensi

Kontravensi adalah sikap menentang secara tersembunyi, sering kali berupa perasaan tidak suka yang belum sampai pada konflik terbuka.

  • Contoh: Gosip di lingkungan kerja, protes diam-diam di media sosial.

c. Konflik (Conflict)

Konflik adalah pertentangan nyata antarindividu atau kelompok yang dapat menimbulkan perpecahan.

  • Contoh: Tawuran pelajar, konflik agraria antara masyarakat dengan perusahaan.


Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi jalannya interaksi, yaitu:

  1. Imitasi – meniru perilaku orang lain.

  2. Sugesti – pengaruh dari pihak lain yang diterima tanpa berpikir panjang.

  3. Identifikasi – keinginan menjadi sama dengan orang yang dikagumi.

  4. Simpati – perasaan tertarik atau peduli terhadap pihak lain.


Contoh Interaksi Sosial dalam Kehidupan Sehari-hari

  1. Di lingkungan keluarga: Anak membantu orang tua membersihkan rumah (kerja sama).

  2. Di sekolah: Diskusi kelompok saat belajar (akomodasi, kerja sama).

  3. Di masyarakat: Ronda malam untuk menjaga keamanan (kerja sama).

  4. Di dunia digital: Perdebatan netizen di media sosial (konflik atau kontravensi).


Peran Interaksi Sosial dalam Kehidupan

Interaksi sosial memiliki banyak fungsi, antara lain:

  • Membentuk identitas individu.

  • Menciptakan solidaritas sosial.

  • Menjadi sarana pewarisan budaya.

  • Menjadi media penyelesaian masalah dan konflik.

  • Mendorong perubahan sosial.


Tantangan Interaksi Sosial di Era Digital

Seiring perkembangan teknologi, interaksi sosial mengalami perubahan besar. Media sosial, aplikasi pesan instan, hingga forum online menciptakan bentuk interaksi baru. Tantangan yang muncul antara lain:

  • Fenomena hoaks yang menimbulkan konflik.

  • Budaya instan yang mengurangi kedalaman komunikasi tatap muka.

  • Cyberbullying yang menciptakan bentuk konflik modern.

Namun, interaksi digital juga membawa dampak positif seperti mempercepat komunikasi, memperluas jejaring, serta mempermudah kerja sama lintas negara.

Interaksi sosial adalah fondasi kehidupan bermasyarakat. Melalui interaksi, manusia membangun kerja sama, menyelesaikan konflik, serta menciptakan budaya. Bentuk interaksi sosial terbagi dua, yaitu asosiatif (kerja sama, akomodasi, asimilasi, akulturasi) dan disosiatif (persaingan, kontravensi, konflik).

Meskipun bentuk disosiatif terkesan negatif, namun tetap penting karena dapat mendorong perubahan sosial. Di era digital, interaksi sosial menghadapi tantangan baru, namun juga membuka peluang untuk mempererat hubungan manusia dalam skala global.

Dengan memahami bentuk-bentuk interaksi sosial, kita dapat lebih bijak dalam berhubungan dengan orang lain, membangun toleransi, serta menciptakan masyarakat yang harmonis.